Gw adalah mahasiswa di fakultas ekonomi disemarang dan tinggal di kost2san yang lumayan dekat dengan kampusku. Mengenang masa-masa sekitar lima belas tahun lalu itu saya sering tertawa geli. Masih banyak lagi kisah-kisah konyol yang saya alami. Namun sebenarnya ada satu kisah yang saya simpan rapat-rapat, karena bagi saya merupakan rahasia pribadi. Kisah rahasia yang sangat menyenangkan.
Mirna adalah ibu kostku seorang janda yang ditinggl oleh suaminya, demikian kami anak-anak kos memanggil, berumur sekitar 35 tahun. Wajahnya iyah lumayanlah, Tubuhnya putih bersih. Jadi tak mengherankan kalau bentuk badannya masih menggiurkan. Kami berlima anak-anak kos yang tinggal di rumah bagian samping rumahnya. Perempuan yang kalau di rumah tak pernah memakai bra dan CD.
“elu tau gak buk mirna kenapa suka banget gakpake daleman didalam rumah?” kataku.
“Nggak tau eman ngapa?” jawab Krus, anak teknik mesin dengan tangkas.
“Buk mirna rindu belaian tau” kataku meyakinkan.
“ah yang bener dong, gw kemaren juga samar2 ngeliaht buk mirna putingnya nyembul loh”, kata Merviuss.
“wahh kadang dia juga sering duduk ngangkang2 bebas loh!” saya makin memanasin.
“Gw ada rencana nih, Kita bedua masuk aja langsung kedalam rumahya baru kita perkosa Buk mirna, dia pasti diem juga” kata mervius.
“yang bener aja lu? yaudah gw ikutan aja”, kataku. padahal dalam hatiku aku ingin masuk sendiri krumahnya dan memperkosanya.
Lihat saja, dia sering memamerkan payudaranya kepada kita dengan mengenakan kaus ketat. Kemudian setiap usai mandi dengan hanya melilitkan handuk di badannya lalu-lalang di depan kita”
“iyah aku juga sering sange ngeliat buk mirna, pengen aja kuentot”, kataku
“Ayo siapa yang berani masuk kamarnya saat suaminya dinas malam, aku jamin dia tak akan menolak. Pasti”
Selama aku ngekos diam-diam aku memang suka menikmati pemandangan tubuh Mirna. Terutama payudaranya yang seperti sengaja dipamerkan dengan lebih banyak berkaus sehingga putingnya yang kehitam-hitaman menonjol. Selain payudaranya yang kuperkirakan berukuran 36, pinggulnya yang besar sering membuatku terangsang. Ah betapa menyenangkan dan menggairahkan kalau saja aku bisa memasukkan penisku ke selangkangannya sambil meremas-remas payudaranya.
Suatu waktu ketika berjalan berpapasan tanganku tanpa sengaja menyentuh pinggulnya.
“Wah.. maaf, Mbak. Nggak sengaja..” kataku sambil tersipu malu.
“Sengaja juga nggak apa-apa kok”, jawabnya sambil mengerlingkan matanya.
Makin lama aku bertambah berani. Beberapa kali aku sengaja menyenggol pinggulnya. Eh dia cuma tersenyum-senyum. Aksi nakal pun kutingkatkan. Bukan menyenggol lagi tetapi meremas. Dia sendiri telah memberikan tanda-tanda welcome. Namun birahiku rasanya tak tertahankan lagi. Setiap malam yang ada dalam bayanganku adalah menciumi dan menjilati seluruh tubuhnya, meremas payudara dan pinggulnya, kemudian melesakkan penis ke memeknya.
Suatu hari ketika rumah sepi. Aku datang kerumah mbak mirna dan mengobrol dengan dia di ruang tamu sambil menonton tv. Semula perbincangan hanya soal-soal umum dan biasa. Entah mendapat dorongan dari mana kemudian aku mulai ngomong agak menyerempet-nyerempet.
“Saya sebenarnya sangat mengagumi tubuh mbak mirnaloh”, kataku.
“Kamu ini ada-ada saja. emang bagian mana yang kamu sukai?.”
“Benerann mbak, aku suka banget sama tubuh mbak sintal banget”
“Coba yang mana kamu suka? mbak pengen tau”
Tanpa ragu-ragu lagi aku mengemngam payudaranya.
“Ah.. kamu ini.”
Reaksinya makin membuatku berani. Aku mendekat. Mencium pipinya. Mbak Mirna diam. Lalu ganti kucium lehernya yang putih. Dia menggelinjang kegelian, tetapi tak berusaha menolak. Wah, kesempatan nih. Kini sambil menciumi lehernya tanganku bergerilya di bagian dadanya. Dia berusaha menepis tanganku dengan halus, tetapi aku tak mau kalah. Remasanku terus kulanjutkan.
“Dik.. malu ah dilihat orang”, katanya pelan. Tepisannya melemah.
“Kalau begitu kita ke kamar?”
“Kamu ini nakal”, ujarnya tanpa berusaha lagi menghentikan serbuan tangan dan bibirku.
“Mbak..”
“Hmm..”
“Mbak mau kan kalau kita lanjutin”
“Hmm..” Dia mendesah ketika kujilat telinganya.
Tanpa menunggu jawabannya tanganku segera menelusup ke balik kausnya. Merasakan betapa empuknya daging yang membukit itu. Kuremas dua payudaranya dari belakang dengan kedua tanganku. Desahannya makin kuat. Lalu kepalanya disandarkan ke dadaku. Kini kedua putingnya ganti kupermainkan.
“Dik, tutup pintunya dulu dong”, bisiknya, mungkin menahan birahinya yang juga mulai naik.
Secepat kilat aku segera menutup pintu depan. Setelah itu aku jongkok di depannya. Menyibak rok bawahnya dan merenggankan kedua kakinya. Wuih, betapa mulus kedua pahanya. Pangkalnya tampak menggunduk dan merah merekah. Sambil menciumi pahanya tanganku menelusup di pangkal pahanya, meremas-remas memeknya dan klitorisnya yang juga besar. Lidahku makin naik ke atas. Mbak mirna menggelinjang kegelian sambil mendesah halus. Akhirnya jilatanku sampai di pangkal pahanya.
“Sshhtt Ooohhh Dikkk”, desahnya
“mulus banget tubuhmu mirna,”
“Ooouuhhh.. Sshhhttss.. Aaahkkkss..”, desis Mbak mirna keenakan ketika lidahku mulai bermain-main di gundukan memeknya.
Serangan pun kutingkatkan. Celananya kepelorotkan. Sekarang memeknya miliknya berada di depan mataku. Kemerahan dengan klitoris yang besar. Di sekelilingnya ditumbuhi rambut tak begitu lebat. Lidahku kemudian bermain di bibir vaginanya. Pelan-pelan mulai masuk ke dalam dengan gerakan-gerakan melingkar yang membuat Mbak mirna kian keenakan, sampai harus mengangkat-angkat pinggulnya.
“kamu pintar banget, aahhkkss eennak bangett!!”
“iyah akukan pernah ngijilat memek janda juga!” jawabku.
Lalu tangannya menyentuh celanaku yang menonjol akibat penisku yang ereksi maksimal, meremas-remasnya beberapa saat. Betapa lembut ciumannya, meski masih polos. Aku segera menjulurkan lidahku, memainkan di rongga mulutnya. Lidahnya kubelit sampai dia seperti hendak tersedak.
Lama-lama dia akhirnya dia bisa menikmati dan mulai menirukan gaya permainan ciuman yang secara tak sadar baru saja kuajarkan.
“Uh kamu pengalaman sekali ya. Sama siapa? Pacarmu?” tanyanya di antara kecipak ciuman yang membara dan mulai liar.
Aku tak menjawab. Tanganku mulai mempermainkan kedua payudaranya yang tampak menggairahkan itu. kausnya kulepas. Nah kini dia telanjang bulat. Betapa bagus tubuhnya. Padat, kencang, dan putih mulus.
Aku menunduk ke selangkangannya mencari-cari pangkal kenikmatan miliknya. Tanpa ampun lagi mulut dan lidahku menyerang daerah itu dengan liar. Mbak mirna mulai mengeluarkan jeritan-jeritan tertahan menahan nikmat. Kelihatan dia menemukan pengalaman baru yang membius gairahnya. Hampir lima menit kami menikmati permainan itu. Selanjutnya aku merangkak naik. Menyorongkan penisku ke mulutnya.
“Gantian dong, Mbak”
Tanpa menunggu jawabannya segera kumasukkan penisku ke mulutnya yang mungil. Semula agak kesulitan, tetapi lama-lama dia bisa menyesuaikan diri sehingga tak lama penisku masuk rongga mulutnya. Melihat Mbak mirna agak tersiksa oleh gaya permainan baru itu, aku pun segera mencabut penisku. Pikirku, nanti lama-lama pasti bisa.
Tetapi lama-lama aku tak tahan juga. Penisku pun sudah ingin segera menggenjot vaginanya. Pelan-pelan aku mengarahkan barangku yang kaku dan keras itu ke arah selangkangannya. Ketika mulai menembus vaginanya, kurasakan tubuh Mbak mirna agak gemetar.
“Ohh..oouuggghhh” desahnya ketika sedikit demi sedikit batang penisku masuk vaginanya.
Setelah seluruh barangku masuk, aku segera bergoyang naik turun di atas tubuhnya. Aku makin terangsang oleh jeritan-jeritan kecil, lenguhan, dan kedua payudaranya yang ikut bergoyang-goyang.
10 menitan setelah kugenjot Mbak mirna menjepitkan kedua kakinya ke pinggangku. Pinggulnya dinaikkan. Tampaknya dia akan orgasme. Genjotan penisku kutingkatkan.
“Ooo.. ahh.. hmm.. sshh..” desahnya dengan tubuh menggelinjang menahan kenikmatan puncak yang diperolehnya.
Kubiarkan dia menikmati orgasmenya beberapa saat.
“Enak Mbak?” tanyaku.
“Emmhh..enak sayang”
“Sekarang Mbak berbalik. Menungging.”
Aku mengatur badannya Dia kini bertumpu pada siku dan kakinya.
Setelah siap aku pun mulai menggenjot dan menggoyang dari belakang. Mbak mirna kembali menjerit dan mendesah merasakan kenikmatan tiada tara. Setelah dia orgasme sampai dua kali, kami istirahat.
“Aaoouuuu aauuuu aahhhuuuu Eennnakk Aahhh!!!”
“Ooouug oouugg Saakiitt sayang!! Aahh!!”
“Eennakk yah mir? Entott memek sempit emang enak sih! Aahhhhh”
“Akkuuu keeluuarrr Dikkk!!!!”
“Akuuu juuggaaa Miirnnnaa!!! Nikmatiii Pejuuukuuu!!”
Akhirnya kamipun tergulai lemas dengan mencapai Puncak kenikmatan bersamaan diatas ranjangg, kontolku belum mau kukeluarkan dari memeknya! aku masih ingin merasakan pijatan2 memeknya yang kuat.