Cerita Sex Panas Tanpa Seorang yang Menamani Diriku

Cerita Sex Panas Tanpa Seorang yang Menamani Diriku

Rumahku teratur bagus dan santai. Ada 1 kamar tifur, dapur, kamar mandi dan ruangan tamu. Sepi sekali rasanya nasib sendiri di bulan-bulan pertama. Tetapi entahlah mengapa, aq menyenangi ketersendirian tersebut. Ditambah lagi, baru ini hari aq merasa mengurusi sendiri, semenjak lahir diurus orng lain. Bahkan juga saat remaja sampai menikahpun nasibku selali diintervensi seseorang. Sekarang ini aq bebas, dan kenyataannya benar-benar melegakan!

Kenasiban seks ku sekarang ini kembali bangkit, sehabis lama tidak terjamah. Aq tidak memiliki teman khusus pria, dan pelan-pelan kepentingan seks aq penuhi dengan berdikari. Sangat komplet rasanya ketersendirian ku, tidak ada suami pemberi nafkah, tidak ada pria pemuas dahaga birahi. Semua kujalankan sendirian saja.

Jika birahi ku tiba, di saat sendiri menyaksikan tv, aq akan tutup semua tirai. Volume tivi ku besarkan, lampu aq matikan. Duduk di atas sofa, aq angkat ke-2 kaki ku, bertumpu rileks ke jok yang empuk. Di rumah, aq tidak sebelumnya sempat memakai baju dalam, dan daster kendur adalah salah satu pembalut badanku. Dengan kaki terkangkang dan mata 1/2 terpejam, aq nikmati tangan dan jariku sendiri.

Aq umumnya awali dengan mengelus-elus wilayah lebih kurang kewanitaan ku yang berasa hangat. Telapak tanganku dengan enteng menekan-nekan tahapan atas, tempat bulu-bulu lembut yang menghitam lebat. Di saat seperti itu, ke-2 tangan ku aktif di bawah sana. Yang satu menyeka-usap tahapan atas, yang lain meraba-raba bibir-bibirnya, menyingkap sedikit dan menyentuh-nyentuh tahapan dalam yang cepat sekali jadi basah. Dengan pangkal bunda jemari, ku tekan-tekan juga klitoris ku, yang teratur terselinap dibalik kulit kenyal. Aq seringkali mendesis nikmat setiap klitoris itu seperti terpeleset ke kiri ke kanan imbas tindakan tanganku. Secara cepat, rasa hangat menebar ke semua badan ku, dan cairan-cairan cinta berasa merayap ke bawah, ke memek ku.

Mata ku akan terpejam, nikmati kegelian tersebut. Terkadang aq memikirkan mendiang suami ku, tetapi belakangan ini terus sulit rasanya. Aq lebih gampang memikirkan sembarangan pria, alias aktris pujaanku, alias benar-benar seorang yang tidak sebelumnya sempat ku jumpai. Seorang yang cuma ada pada khayal ku. Tidak berapakah lama, bibir kewanitaan ku berasa menebal, dan sama-sama menyingkap seperti bunga yang mengembang. Dengan jemari tengah dari tangan yang lain, ku susuri beberapa lubang kewanitaanku.

Aq tidak sempat mempunyai kuku panjang, karena bukan hanya merintangi aq menulis secara cepat, karena aq malas memiaranya. Tanpa kuku, jemari tengah ku dapat bebas munculkan geli-gatal di bawah sana. Turun ke bawah, sampai dekati lubang pelepasan ku, lantas naik kembali, lewat memek yang mulai berdenyut kurang kuat, lewat lubang air seni, terus … naik semakin tinggi, bertemu telapak tangan ku yang lain yang masih tetap menyeka-usap klitoris ku. Oh,.. betapa nikmat permainan yang pelan-pelan dan seutuhnya dalam kendalian ku ini. Kadangkala lebih nikmat dibanding dibuat seseorang!

Semakin lama, aq tidak kuat kembali. Sekalian dua jemari ku masukan ke saat memek ku. Aq memutar-mutar ke-2 jemari itu dalam, agar dinding-dinding kewanitaan ku mendapatkan sentuhan-sentuhan. Sebelumnya sentuhan itu cukup enteng saja. Tetapi lantas aq mulai mengeluh, karena geli-gatal terus penuhi semua badanku, dan maunya pengin digaruk-diurut di bawah sana. Terutama pada dinding tahapan atas, tempat sesuatu tahapan yang benar-benar peka, entahlah tahapan apa namanya. Tahapan itu membuat badanku melafalkanng jika terjamah jemari. Ke situlah jemari tengah ku ke arah, mengurut-urut dan menekan-nekan. Terus lama terus cepat dan keras. Aq bahkan juga sampai merasa perlu bawa pinggulku, membuat sikap duduk ku terus terkangkang.

Di saat seperti itu, tidak ada yang dapat menghentikanku. Jika telepon berdering, aq diamkan. Jika ada yang mengetok pintu, siapa yang tahu pasti akan ku biarkan (tetapi belum ada tamu di saat seperti ini!). Mungkin gempa bumi juga tidak akan mampu mengehentikanku. Tangan ku bergerak secara cepat dan keras. Mata ku terpejam kuat, mulut ku tidak stop mengeluh, karenanya aq perlu memperkeras volume tv.

Lantas klimaks akan tiba secara cepat, menggempur semua badanku, bermula dari saat memekku, tempat ke-2 jariku (terkadang tiga jemari) mengaduk-aduk. Tanganku yang lain tak lagi mampu ada di atas klitoris, karena di saat klimaks aq perlu berpegangan ke sofa, jika tidak ingin jatuh bergelimpang ke lantai. Klimaks ku teratur menggebu-gebu, teratur membuatku melafalkanng-menggelinjang luar biasa. Ke-2 kaki ku pada akhirnya terhempas ke lantai, menegang dan menekan seperti akan melonjak. Badan ku bergetar. Napas ku mengincar. Kepuasan ku tidak gampang terfotokan kata-kata.

Lantas ada hati santai, tetapi gatal-geli belum lenyap. Karena itu umumnya aq langsung mematikan tivi dan pergi ke ruang tidur. Di tempat tidur, aq meneruskan kembali aktivitas itu, ini hari dengan kontribusi bantal guling. Kujepit kuat bantal guling yang terbungkus kain halus-licin. Ku gesek-gesekan kewanitaan ku di situ, menjadi seringkali kali buntel bantal wajib kucuci esok paginya. Sehabis menggesek-gesek dengan bantal guling, kembali ku masukan jari-jari tanganku. Secara cepat jari-jari itu membawa pada ku klimaks yang selanjutnya, yang tidak jarangkali lebih nikmat dibanding yang pertama, apalagi karena ku lakukan sekalian tidur, dengan ke-2 kaki terangkut sampai ke-2 lutut sentuh toket ku.

Baru lah selanjutnya aq tertidur dengan rasa lemas yang santai. Otot-otot badanku berasa seperti setelah dipijat. Seperti setelah olahraga, lantas dipijat seorang yang pakar. Santai dan damai sekali tidur ku, dengan senyuman kepuasan membayang tipis di bibirku. Umumnya aq baru tersadarkan pada pagi hari. Sendiri. Tanpa siapa saja di sisiku.

Kamar mandi adalah lain tempat yang dapat memberbagi kebebasan penuhi keinginan birahi ku saat sendiri. Ada bak mandi dan shower yang diberi extension (selang panjang) di dalam kamar mandi ku. Sekalian menyabuni badanku, tidak jarangkali aq lama-lama di ke-2 bukit membusung di dadaku. Aq permainkan jari-jari ku setiap putingku, memutar-mutar di kira-kira, membuat bulu roma ku bergidik.

Kadangkala aq gaungs sendiri, ku remas-remas ke-2 toket ku yang disanggupi busa sabun. Duh, sedap sekali rasanya kombinasi rasa geli-gatal dan sedikit perih.Jika birahi terus mencapai puncak, aq sambilkan juga menyeka-usap kewanitaan ku. Menggosoki tahapan luarnya, terus lama terus cepat. Busa sabun harum selekasnya menggunung di tahapan itu, beberapa berleleran turun di ke-2 pahaku yang mulus, pelan-pelan ke bawah lewat lutut ku yang cukup gemetaran. Kombinasi rasa yang tiba dari toket dan kewanitaan ku benar-benar enak, membuat aq seperti melayang, dan ke-2 mataku juga terpejam, kepalaku cukup mendangak.

Sehabis beragam saat, aq mengambil shower dari gantungannya. Knop air kuputar optimal, menjadi semburan air benar-benar kuat terpancar. Shower itu sudah ku stel agar pancarannya tidak menebar, menjadi salurannya tunggal dan kuat. Dengan semburan itu tadi aq bersihkan busa-busa di atas kewanitaan ku. Tetapi tujuan ku bukan hilangkan busa itu saja. Air ku tujukan ke klitoris yang sekarang ini seperti melihat dari tempat persembunyianya.

Oh,.. sangat nikmat rasanya saat air menimpa daging kecil yang mencolok warna cukup kemerahan tersebut. Aq mau tak mau menyender ke bak mandi, karena rasa geli-gatal membuat badan ku tergetar. Satu tangan ku gunakan menyingkap kewanitaan ku agar klitoris terus terpajang, sedangkan tangan yang lain menggenggam shower dan mengarahkannya ke situ. Terkadang, ku putar-putar shower itu agar air tidak langsung mengenai klitoris, tetapi seperti menyeka-usap pinggirannya. Duh,.. sedap sekali rasanya!

Lumayan lama aq menggairahkan tahapan itu sama air. Rasa dingin bersatu geli-gatal membuat badan ku membara. Aneh, bisa dibuktikan. Bukan api yang membuat ku panas, tetapi malah dinginnya air. Sebelumnya sempat ku coba sama air hangat, kenyataannya rasanya berbeda, cukup perih dan tidak santai. Sama air dingin, birahi ku malah cepat bangun. Entahlah mengapa, mungkin tersebut mistis alam.

Tetapi rangsangan di klitoris ku tidak sebelumnya sempat dapat bawa klimaks. Aq teratur memerlukan suatu hal yang bisa menyodok ke kewanitaan ku. Aq tidak kuat hadapi serangan geli-gatal yang membuat memek ku seperti berdecap-decap meminta diisi. Karena itu umumnya ku mengambil botol sampo yang entahlah kenapa dibuat serupa kejantanan lelaki. Apa pabriknya menyengaja, alias ini hanya kebenaran? Aq tidak paham. Yang kutahu, memiliki bentuk bundar panjang, dengan tutup yang sama persis seperti ujung kejantanan seorang pria. Ukuran tidak terlampau besar. Dibuat dari plastik halus dan licin, botol itu benar-benar membuat ku tertarik.

Pertama kali aq hanya masukkan ujungnya yang membola. Rasanya sedap sekali, menyodok-menyerobot memek ku yang sudah basah oleh air atau cairan bening licin. Sekalian terus menyalurkan air ke atas klitoris, aq masuk-keluarkan ujung tersebut. Oh, aq rasakan kepuasan menarik, dan ke-2 kaki ku juga terus memisah diri. Aq masih tetap tersandar, dan lantas melorot turun, 1/2 berjongkok. Efeknya, botol itu terus melesak ke, dan aq tersentak terkejut. Bukan karena sakit, tetapi karena sangat nikmat rasanya saat badan botol itu masuk separuhnya.

Aq juga terus berani, memasuk-keluarkan benda itu terus cepat. Kurasakan klimaks mulai tiba seperti angin topan menderu-deru. Pergerakan ku terus kacau-balau tidak teratasi, dan pada akhirnya aq terhempas duduk di lantai dengan kaki mengangkang.

Botol sampo sebelumnya sempat lepas, tetapi selekasnya kumasukkan kembali sekalian masih tetap duduk. Sekarang tiga perempat benda itu sudah menyodok ke, membuat semua memek ku berasa geli-gatal semata-mata. Aq mendorong-dorongnya lebih dalam, mengeluar-masukkan benda itu bisa lebih cepat.

Bisa lebih cepat lagi…… Bisa lebih cepat lagi……. Bisa lebih cepat …… Lantas, hadirlah pucuk kepuasan tersebut. Badanku melafalkanng-menggeliat. Shower lepas dari pegangan, jatuh berdenting di lantai. Tangan ku yang menggenggam botol bergerak cepat sekali, dan tanpa sadar aq menjerit, “Aaaaaaah…!!” saat gelombang besar orgasme ku tiba menggempur. Aq tergeletak di lantai kamar mandi, badan ku melorot sampai nyaris telentang. Botol sampo terlontar entahlah ke mana. Napasku mengincar. Erangan ku terbenam oleh suara air yang masih tetap terpancar keras dari shower.

Lama selanjutnya aq baru dapat bangun dan melanjutkan mandi. Itu juga jika aq tidak tertarik untuk menyemprot lagi shower ke bawah sana. Seringkali aq mengulang kembali proses yang sama, sehabis bersihkan botol sampo dengan tepat. Sempat aq cemas cedera oleh benda plastik itu, menjadi aq beli kondom di apotek dan mengenakannya ke botol tersebut. Beberapa akhir aq tahu, jika ada alat khusus yang namanya dildo.

Tetapi aq tidak paham di mana mendapat alat tersebut. Apalagi, sehabis melihat fotonya, aq merasa botol sampo dibalut kondom sama juga.Aq sebelumnya sempat ganti sampo, dan -jangan bingung, ya!- aq pilih bentuk paket lebih dulu saat sebelum pilih didalamnya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *