Waktu aku kelas satu SMP ada guru Olaraga yang cantik dan sexy. Namanya Lisma umurnya 30, kulitnya putih halus dan bodynya padat berisi terlebih lagi dia menikah pada umur 22 tapi sekarang janda karna suaminya meninggal waktu usia perkawinan mereka baru 3 bulan.
Buk Lisma ketika mengajar dikelasku dia selalu menongekan pantatnya kearahku sewaktu dihadapanku, ditambah lagi ketika dia duduk yang posisi meja guru dan mejaku berhadapan Pahanya dibuka lebar dan tampaklah CDnya setiap dia mengajar.
Pagi itu sekitar jam 1 lewat jam pulang sekolah. Aku agak kesal karna masih ingin melihat CD Bu Lisma, akhirnya semua sudah pulang dan tinggalah aku dan Bu Lisma dikelas. aku mendekatinya dan mengaatakan.
“Buk? Yuk pulang bareng” ajakku
“Kok tumben kamu ngajakin pulang bareng? ada angin apa?” ia mencoba menolak
“Iyah kan lagian kita satu arah bu, Sekalian aja” kataku
Dengan wajah yang nakal dia memandangku dan mengatakan kepadaku “yaudah saya mau kamu anterin pulang tapi ikut keruagan saya dulu yah” katanya aku berpikir apa maksudnya
“Ayok keruangan saya sekarang, kamu mau saya beri pelajaran” akupun mengikutinya sambil tanganku dipengamnya begitu erat.
Tangan lembut Buk Lisma yang mengelus2 pada pahaku menyebabkan reaksi pada penisku,
“Kamu sering kan ngaceng ngelihatin CD saya? kamu sangekan sama saya” tanyanya didekat telingaku
“i..iya Bu” jawabku.
“Kalau gitu kamu pejamkan matamu”
Aku pun menurut karna aku penasaran. Lalu ia membuka retsleting celana sekolahku menurunkan CDnya dan mengelus-elus penisku dengan lembut, setelah penisku tegak lagi dia berjongkok dan menjilatinya.
“Mmhh..mmhh..sshh” rintihku menahan kenikmatan. lalu dia menyedot kontolku dan menghisapnya
“Ah .. mmhh.. aah..aahh enak yah buk?” rintihku karna aku merasa seperti mau meledak
Dia tak menjawab, malah semakin hebat menyedot penisku. Tubuhku semakin mengejang dan tanpa bisa kubendung lagi, muncratlah cairan putih itu dan aku langsung terduduk sambil berpegangan pada tepi ranjang.
Rasanya seperti sedang melayang, ia telan habis spermaku sementara aku masih terduduk kaku, malu takut dan senang bercampur jadi satu. Bu Asmi lalu berdiri dan tersenyum
“Gimana..lebih enak dihisapin kan?” sambil kedua tangannya menjambak rambutku
“Iya Bu enak sekali” jawabku mulai berani sambil ikut berdiri.
Setelah wajah kami berhadapan ia menciumku dengan lembut, Kami berpelukan dan Buk Lisma kembali menciumku, lalu melumat bibirku sementara tangannya menanggalkan seluruh pakaian ku, aku telanjang bulat dan Buk Lasmi sudah telanjag juga.
aku melihat toketnya dan memeknya bener2 mulus sekali payudaranya yang besar dipadukan dengan puting pink, sekali-sekali aku puntir putingnya sehingga ia melenguh panjang. Puas meraba aku lalu menyapu seluruh dadanya dengan lidahku dan menyedot ujung putingnya sambil digigit-gigit sedikit.
Setelah itu Buk Lisma merebahkan diri di ranjang tangannya mendekap kepalaku pahanya dibuka. Sehingga memudahkan aku menjilat dan memasukkan lidahku kedalam vaginanya dan menggigit-gigit bagian daging yang merah jambu. Sehingga tubuh Asmi semakin mengejang hebat
“Sshh.. aahh.. sshh.. ahh.. ahhh sshh eennakk mmmhhhss” pintanya diikuti desah nafasnya.
“Sayangg masukin yah, gurumu udha nggak tahan lagi” katanya dengan terengah dan membimbing penisku menerobos memeknya miliknya yang lumayan masih sempit banget.
“Slep..slep..slep” kuputar-putar didalam sambil mengikuti goyangan pantat Guru binalku. sambil kupompa bibir kami terus berperang dan tanganku meraba dan meremas payudaranya dan sekali kali memuntir putingnya.
“Uuuhh mmmh mmmh Aahh aahh aahh Iyyah Iyyah Aahh” desahnya sambil meremas pantatku.
Penisku terasa semakin menegang dan vaginanya semakin hebat berdenyut memijit penisku, tak terasa sudah sepuluh menit kami ngentot
“Ooh ..mmh.. ah udah gak kuat.. dienntot lagi memek gurumuu ahhh ahhh” rintih Lasmi terpejam.
Akupun semakin memperdalam tusukanku dan mempercepat tempo karna juga merasakan sesuatu yang akan keluar.
“Sshh..aarrgghh” jeritnya sambil mencengkram punggungku,
“Aahh..aahh..aahh eennnnnakkk!! ” desahku pada saat yang bersamaan sambil mulutku menyedot kedua puting susunya kuat-kuat secara bergantian.
Air maniku muncrat bertepatan dengan air hangat yang terasa memandikan penisku didalam vaginanya. Kami menikmati puncak orgasme sampai betul-betul habis, baru aku mencabut penisku setelah sangat lelah dan bebaring di sebelahnya sambil meremas dadanya pelan-pelan.
Setelah istirahat beberapa waktu kami kembali melanjutkan aktivitas itu tentu saja dengan tehnik dan gaya yang berbeda-beda. Tak terhitung berapa kali aku melakukannya sewaktu SMP – SMA yang jelas jika aku pulang kesana pasti kami melakukan lagi dan lagi.