Namaku Ipul aq seorang mehasiswa di salah satunya kampus negeri di kota Jakarta, saat ini aq semeseter incar. Aq ingin bercerita cerita sex aq bersama teman sama kelas aq Riri namanya di thn 2007, tinggi Riri 168cm, berat tubuhnya 49kg, sama ukuran payudaranya lebih kurang 36b, face jika dilihat sich cukup ke chinese, tetapi jika diperhatiin sekali tidak, karena bentuk matanya saja yang cukup sipit dan kulit langsat. Narasi seks ini saat aq semester tiga dan dianya teman sama kelasku.
Waktu itu pekerjaan UAS kembali numpuk-numpuknyanya, aq satu barisan untuk menuntaskan pekerjaan mata kuliah Pengetahuan Komunikasi Dasar dengannya, aq satu kelompok empat orang , aq, Riri, Dewi dan Iqbal. Gagasan untuk kerja barisan semula ingin di rumah Dewi,. Dan kenyataannya di rumah Dewi tetangganya ada yang ngadaiin 7bulanan istrinya yang sedang hamil. Kalau di rumah Iqbal jauh sekali didaerah Pluit Jakarta Utara. Pada akhirnya alternatif paling dekat yakni kost-an Riri.
Kami memulai kerja barisan dari jam 4 sore, lantas lebih kurang jam 7, Iqbal wajib pulang lebih dulu karena kakaknya meminta jemput, dan Dewi yang tidak membawa motor juga numpang sampai halte transjakarta paling dekat. Pada akhirnya sisalah tinggal aq dan Riri dikost-an.
“Pul, kalau lu ingin membuat mie alias kopi, membuat sendiri yah, aq ingin mandi dahulu, panas sekali bray.” Tutur Riri.
Kost-annya cukup sedap, kaya kontrak, terdiri ruangan tamu dimuka, ruang tidur dan dapur yang berhimpitan dengan kamar mandi.
“iya slow Ri, nanti kalau aq laper alias ingin ngopi aq membuat sendiri. Lagian nanggung Bab yang kembali aq ulas sudah ingin usai” jawab aq.
Riri juga bersiap untuk mandi, cocok aq lirik, pacar membawa bra warna kuning, disituy pikiran aq mulai kotor membayangkan Riri yang seksi pakai bra kuningnya barusan. Mahfum, sudah lumayan lama ngejomblo, bukan karena tidak laris, tetapi aq kembali tidak ingin bermasalah sama repotnya cewek. Mending jomblo, bebas ingin temanan sama siapa saja, jalan sama siapa saja. Ya tidak?
Aq mentok dech ngerjain Bab yang kembali aq kerjain, mungkin karena memikirkan branya sang Riri melulu. Lantas aq segera buat membuat kopi.
“Ri, gula nya lu taro mana Ri?” neriakin Riri dikamar mandi. Dan dianya tidak nyaut-nyaut pertanyaan aq. Piker aq, mungkin tidak denger karena keran airnya terlampau keras suaranya, hingga dianya tidak denger. Aq coba bikin ngetok pintu kamar mandinya, agar dianya sadar kalau aq ingin tanya gula ditaro di mana. Cocok aq ketuk perlahan tidak kedengeran sang Riri, aq cukup kencengan ngetoknya. Akhirnya itu pintu justru kebuka, dan aq terkejut 1/2 mati simak Riri kembali bugil penuh sabun.
“Ri soriii sekali Riii soriiiii, aq tidak niat macem-macem Ri, aq anggap pintunya digembok, niat aq Hanya ngetok, sumpah untuk Tuhan Rii”. Sekalian kembali tubuh dan tidak sedap sama Riri
“waah kacau lu Pul, ingin ngintip aq lu ya hahahahaha. Aq lupa katakan kalau pintu tidak bias digembok, belum dibenerin. Sudah Pul gapapa, kan sedap lu dapat rejeki, melihat aq mandi ahahahaha” gurau Riri.
Sehabis aq usai membuat kopi tanpa gula, aq duduk dimuka netbook, ngebelakangin dapur yang sebelumnya menghadap dapur, aq tidak sedap kalau Riri ngomel kelak. Sangking paniknya, kopi tidak ada gula aq minum nikmat2 saja.
Riri keluar kamar mandi, pakai kaos oblong putih sepaha dan boxer yang cukup pendek, harum sabun ciri khas sekali membuat otak aq semakin tidak terang, tetapi disana aq diselimutin rasa tidak sedap atas peristiwa barusan.
“sudah usai Pul? Tidak perlu panik begitu ah, kalau tidak sengaja aq mah slow saja, dan lu tidak simak lama kan? Hahaha” tanyanya sekalian keringkan rambut.
“eehh… hahaha. Bisa saja lu Ri” responsif panik
Duduklah icah samping aq, belahan kaosnya cukup turun dan kelihatan dech tuch belahan payudaranya. Mulai resah dech ‘adek’ aq. Ditambahkan melihat boxer pendeknya Riri yang memberi lajur mulus paha yang montok. Waktu itu aq benar-benar resah, membayangkan td Riri mandi dan saat ini melihat belahan payudara Riri yang dibuntel bra kuning barusan.
“lu mengapa dech Pul, kok uring2an begitu? Masih tetap tidak sedap sama aq? Hahaha. Slow saja sich Pul.” Tembak Riri yang daritadi merhatiin kelakuan aq.
Riri itu asyik sekali dibawa ngobrolnya, kalau buat sharing serius sampai bicarakan yang cukup bokep dianya tidak risi, entahlah sudah merasakan sex alias belum aq tidak tahu. Yang pasti orangnya welcome bgt sama teman yang sudah deket.
“Ri aq menumpang kamar mandi Ri” ijin aq ke ia
“wweeey, ingin ngapain lu? Masturbasi lu yah gara2 membayangkan aq barusan? Hahahaha. Yaudah sana gih ahahaha” timpalinya
“sedap saja, gur ingin kencing kali Ri. Saat segitunya sangat aq, langsung ingin masturbasi. Hahaha.” Sekalian kekamar mandi.
Cocok aq kencing ‘adek’ aq masih tetap memikirkan sich Riri kayanya, mulai bangun2 begitu, ya pada akhirnya aq kocok dikit2 dech. Niat aq tidak sampai keluar sich, Hanya ngurangin rasa tegang aq saja samping Riri. Hahaha.
Cocok kembali ngehayatin tangan aq sendiri tiba2 pintu kamar mandi kebuka. “naaah looohh beneeer kan ingin masturbasi lu Pul!! Hahahaha”
“Ri tutup Ri, aq kembali cebokin adik aq , sedap saja lu” panik sekalian nutupin sang dede.
“cukup punyai lu Pul hahaha” timpalinya sekalian nutup pintu.
Duduk lah aq dimuka Riri yang kembali asyik ngetik pekerjaan. Tiba2 Riri katakan ke aq yang kembali ngerokok.
“Pul, barusan sempat keluar tidak peju lu? Hahaha”
“sedap saja, lu memang aq masturbasi” elak aq
“lah barusan aq simak lu kembali gosok-gosok penis lu. Hahaha. Ngaku saja sich, masih tetap saja kaku kaya kembali ngaceng.” Katanya. Dianya memang kalau bicara cukup vulgar, tetapi Hanya sama teman deketnya.
“apes lu Ri” kata aq
Mendadak dianya bisikin aq
“sini aq keluarin, agar tidak nangung” ajaknya.
Terkejut aq,
“hah? Apaan sich Ri” sekalian malu.
Dan tangan kanan Riri sudah jalanan dipaha aq, dan naik ke dede aq. Diremes lah dede aq secara halus.
“diih, malu ingin lu ujung-ujungnyanya, aq pegang diem saja haha” ucapnya
Tidak kuat dengan kelakuan Riri, aq kulum lah bibirnya, berciuman la=h kita dengan mesra. “Ri, nanti kalau cowok lu dating bagaimana Ri?” Bertanya aq.
“”cowok aq? Hahaha, ketinggal zaman lu, aq singgel keluues. Hahaha” sekalian nyium aq kembali.
Tidak kuat sama payudaranya pada akhirnya aq remas dech payudaranya. Giillaaaa, padeet setelah payudaranya. Gakl senang di luar, pada akhirnya aq coba masuk, dan Riri diem saja, diberi lampu ijo nih. Dan kenyataannya pentilnya sudah mengeras coooy. Semakin agresif kembali aq, dan Riri nikmati tiap kuluman bibir aq dan remas untuk remasan dipayudaranya.
“eeehhmmmm.. aaahhh” rintih Riri ditengah-tengah kecupan kami.
Aq angkat lah bra nya keatas, dan kenyataannya icah ngelaps kecupannya. Aq sempat terkejut, takut dianya nolak aq. Kenyataannya dianya ngelaps kaosnya.
“Pul bukain beha aq yah” speechless aq luat gundukan payudaraynya, besar setelah, aq bukain dech branya. Semakin gairah aq melihat payudaranya tanpa bukusan.
“tidak salah aq manggil lu toge pasar Ri, benar-benar besar payudara lu”.berciuman lagi lah kita berdua, dengan pelan-pelan aq nyium turun keleher, dan kepentil Riri
“aaahh, Pulll, isep terus Pul iseeep aaahhh…” pinta Riri yang mulai nikmati permainan aq.
Tangan Riri tidak terima diam saja, berusaha buka resleting jeans aq, karena sulit ada ikat pninggang aq. Pada akhirnya aq berdiri buat nyopot cel;ana. Dan sidede keluar dengan senyumnya.
“aiiih, manteeep sekali nih Pul. Muat tidak yah mulut aq?” tutur Riri.
Bagaimana tidak terkejut, Riri simak ukuran sidede 16cm diametr 3.5cm. dikulum dan kocok mesralah oleh Riri penis aq, nikmat setelah kuluman bibir imut Riri.
“eehhhmm..aaahh. sedap Ri, enaaak. Aaaah”. Tidak kuasa aq dibuat melayang-layang sama Riri. Semakin jadi lah Riri saat dengar rintihan gairah aq, aq pegang kepala Riri, aq tanda tangan sampai masuk semua penis aq, dan Riri tidak kuat sebentar2 dikeluarin tetapi tetep Riri bekerja secara baik.
Tidak terima nganggur aq, aq membuka boxernya Riri, dan kenyataannya dianya tidak pakai kancut, langsung berkesan bulu-bulu lembut di tepi sela vaginanya. Aq mainkan pakai jemari tengah aq, dan kenyataannya Riri sudah mulai becek. berbaring lah aq dan Riri aq suruh naik di atas aq, dan aq siap menyantap mekinya yang legit ini. Eeemhh harumii sekali pacar braaay meqinya, teratur rapi bulu2 lembutnya. Semakin gairah saja aq buat mainkan nya.
“aaahhh… teruss Puulll… aaahhhhh eemmhh…. Puullllll.. aq mmmaaaa….aaauuu keeelllluuuuuuu…aaaarrr Puuuullllhh… ooohhhhh” keluarlah orgasmenya Riri yang pertama, kulahap bersih ciaran meqi harumnya Riri. Riri masih tetap repot dengan tongkat aq.
Riri bangun dari atas aq, dan dianya kembali tubuh menghadap aq dengan posisi diats aq. Sumaph seksi semok setelah Ririi. Mimpi apa aq semalem bias ngedapetin Riri.
Ditujukanlah penis aq kemeqinya.
“Pull aq sudah tidak kuaat Puullll, langsung saja yah Pul.” Pintanya, dan saya cuma menurut saja.
“eeemhhhhaaaaaahhhh, Puuullll, aaaah” geret seret licin, belum menyesuaikan meqinya sama penis aq.
“Puullll penis lu tidak muat saayaaang di meqi aq. Aaaahh”
Tidak lama, bleeeesss…. Masuk semua penis aq, Riri cukup sedikit alami perih tetapi nikmati. Turun naik turun naik lah Riri di atas aq.
“aaaah… Riiiiii…. eee…naaaak baaa….ngeeett meqi kalian sayaaaa….nngg.. aaaaa…aaaahhh.”
Lama-lama semakin cepat Riri memepercepat tempo nya
“Puullll aaaa….aaahh emmmm…ssshhh aaaaahhh. Maaaa.aaaaauuu keee…..lllluuuaaaaaar kembali aaakuu saaa….yaaaanggg.. aaaaaaaaaaahhh. Puullll aah … aah” dipeluk lah aq, Riri sudah lemas di atas aq.
Aq masih tetap belum senang Riri di atas, saat ini gentian Riri yang di bawah aq. Aq masukkan penis aq, saat ini tidak sesulit awalnya barusan, Karen sudah mulai menyesuaikan meqinya dengan penis aq.
“aaaahh Pullll, kalian hebat bangeeet sayaaang aaaahhh, sedap sekali penis kamuu. Eemhh”
Waktunya saya bekerja, mundur-maju, bergoyanglah payudara Riri putar, gemes dengan payudaranya pada akhirnya aq pegang dan Riri semakin mendesah
“aaaah… eeennnaaaaakk saaa..ayaaaangg. teerrr…uusss saaaaa….ayaaaang.. aah aah aaaaaaaaaaaaahh.”
Lebih kurang 15 menit suara paha dengan bokong Riri terus bising karena sidede ingin muntah.
“Riiii.. saaaaa..yaaaaangg, aa.kkuu.. maauuu keluuuaarrr saaayaang aah aaah. ”
“aaah akuu… juuu…gaaaa. Sayaaaaaang. Aaaaaaahhh, keelluuarrrinn didaaa..leeeem ajaaaa saaaa…yaaaang. Aaah emmhhsssshhh aaaahhh….”
Penisku merasa dipijat oleh meqi Riri, dan selang beragam detik akhir nya aq sampai dipuncaaaaakk
‘aaaaaaaaaaaaaahhh… Ririiiii… I looooooveee yooouuu.. aaaaahhhh” crrreeeeett creeeett ccreeeeeet creeeeett, empat semburan banjiri meqi Riri
Kami mendesah bersama, aq tergeletak disebelahnya.
“terima kasih Pul, kalian jago sekali sayaaang”
“kamu lebih mantep saaayaaang, meqi kalian mantep sekali sayaaang.” Ujarku.
Kami tetidur karena kecapekan, dan pagi menegur dengan mentari yang ceria. Kita terkejut melihat jam. Lantas kita bersihkan diri berdua yang diselipin sex kembali, pada akhirnya kita pergi kekampus.
Sejak itu, jalinan kita tidak terang, tidak ada yang mengatakan cinta, tidak patut seperti berpacaran, tetapi ngeseks terus jalan.