Cerita Seks Pengalaman Berhubungan Dengan Papahku

Cerita Seks Pengalaman Berhubungan Dengan Papahku

Kenalkan aq Clarisa. Aq akan bercerita pengalaman pertama kaliku menjadi aq jadi menyenangi terkait seks sama pria yang lebih tua 10-15 thn dariku.
Aq adalah seorang wanita yang masih tetap berusia 20 thn. Mamaq orisinal indonesia karena dianya dilahirkan di Bandung dan Papiku adalah pendatang dari Shanghai menjadi aq dapat berbicara dalam cukup banyak bahasa dan logat termasuk bahasa mandarin dan sunda.

Aq bisa berbangga karena cukup banyak sekali lelaki dikampusku yang melafalkanrku bahkan juga ada yang terus-terang ingin menjadikanku sebagai kekasih mungkin karena karena mukaku yang seperti kombinasi Cecilia Cheung dan mendiang Nike Ardilla, tetapi aq menampik karena aq ingin mengikuti semua perintah orangtuaku untuk pilih kuliah dibanding berpacaran

Antara Papi dan mamaq, aq benar-benar kagum pada Papiku karena dianya termasuk orang yang gigih di dalam bekerja dari keadaan yang tidak memiliki apapun jadi seorang yang dapat dipandang cukup kaya. Tentu saja aq sebagai anakanya tersanjung dan respek pada jiwa tidak mudah menyerah Papiku tersebut.

Ini membuatku jadi terus berteman dan tumbuhkan kemauan untuk cari pacar seperti Papiku. Mungkin faktor ini juga yang membuatku masih tetap singgel karena tidak ada lelaki di kampusku yang seperti ia. Sebenarnya rerata lelaki di kampusku di Kampus xxx (edited) yang aq mengenal tidak memiliki konsep pertimbangan masa datang bahkan juga ada beragam pada mereka lebih menyenangi kepuasan Narkoba yang membuatku jadi tidak suka sama mereka.

Pada sebuahhari mendekati hari raya, ibuku pergi bersama temannya untuk pergi keluar negeri dan aq cuma di dalam rumah bersama Papiku (oh iya, saat sebelum aq lupa, kami satu keluarga memiliki agama yang berbeda dan aq sendiri tidak tahu bagaimana bisa terjadi). Saat sebelum pergi ke luar negeri, ibuku memerintah Papiku untuk jagaku dan dirinya.

Sehabis keperginya ibuku ke luar negeri bersama temannya, Papiku jadi lebih seringkali mengungkung diri dan dianya jarang-jarang sekali keluar dari rumah sampai sebuahketika, aq iseng melihat aktivitasnya menjadi terjadi faktor yang cantik itu. Sebuahsore, aq berprasangka buruk sama Papiku karena saat lagi sepanjang hari dianya tidak keluar kamarnya dan aq takut ada apa-apa dengannya, menjadi aq memilih untuk melihat dari pintu kamarnya.

Saat aq buka pintu itu dikit demi sedikit, aq sebelumnya sempat terbengong saat dengar dan menyaksikan Papiku sedang menyaksikan Blue Film dengan posisi 1/2 telanjang. Kusaksikan secara jelas jika Papiku sedang mengocak dengan penuh irama kemaluannya yang tidak demikian berkesan olehku karena dianya sedang membelakangiku.

Desahan Papiku yang bersatu oleh suara TV membuatku alami hati resah (mungkin aq jadi terangsang siapa yang tahu ya) menjadi pintu jadi lebar terbuka dan Papiku segera hentikan laganya dan mematikan TV. Dianya sebelumnya sempat geram karena aq mengusik aktivitasnya. Aq merasa bersalah dan aq bertanya apa yang dapat kulakukan buatnya. Pada akhirnya dianya menjawab jika aq perlu dijatuhi hukuman mengikuti tekadnya dan aq tentu saja menampiknya karena bagaimana juga dianya adalah Papi kandungku. Menyaksikan penolakanku, Papiku nampaknya kecewa dan cuma mencuekiku saja dan menyaksikan lagi film itu tanpa perduli jika anaknya salah satu ada di dekatnya.

Sepanjang film itu jalan, aq cuma diam saja dan aq nampaknya sudah terlena dengan film itu karena aq sebelumnya sempat menelan ludahku berulang-kali dan aq rasakan CDku sudah basah oleh cairan kewanitaanku apalagi ketika aq menyaksikan lagi Papiku mengocak kemaluannya yang terus lama terus besar.

Entahlah setan darimanakah, aq mendadak saja merengkuhnya dari samping dan tempelkan toketku pada tangannya. Papiku stop dan melihatku, dianya tidak menampik, tidak memberi komentar apapun itu. Dari jarak dekat mukanya sudah terlihat guratan-guratan kulit tuanya, dihias kumis yang mulai terlihat uban satu dua. Nampaknya beliau salah kelakuan wajib berlaku apa, aq kan anaknya.

Beliau terlihat melihatiku dan pelan-pelan gerakkan tangannya menyentuh toketku dan meremasnya perlahan-lahan sekali. Aq menjadi cukup risi, walaupun tidak menampik . Dianya menangkupkan telapak tangannya di gunung itu dan memencetnya sekalian meremasnya. Triknya cukup lain tetapi entahlah mengapa aq rasakan suatu hal yang lain yang mulai mengairi badanku.

Untuk orang seumur Papiku kemaluannya mungkin berkesan masih tetap kuat. Panjangnya mungkin lebih kurang 17 alias 18 cm, cukup tebal kulitnya, terus ada urat besar di sisi kanan dan kiri yang berkesan seperti ada cacing dalam kulitnya. Kepala batangnya terlihat solid (ini istilahku !), penuh dan cukup mengerut-kerut.

Garis celahnya terlihat seperti cedera potongan di kepala kemaluannya. Aq menggenggamnya perlahan-lahan, berasa sedikit ada kedutan terutama pada bagian uratnya. Lingkaran genggamanku terlihat tidak sisa penuhi lingkaran batangnya. Kenyataannya beliau bisa dibuktikan hebat walaupun sudah berusia. Aq mulai gerakkan tanganku mengocak batangnya itu, waktu itu yang terpikirkan cepatlah beliau ejakulasi terus menuntaskan masalah yang lain.

Eh tidak tahunya sehabis beragam lama, Papiku bangun dan mendorongku pelan-pelan menjadi tiduran di tempat tidur. Beliau bangun dan mengamankan pintu. Aduh jangan.. jangan.. Entahlah dipengaruhi apa, aq sudah tidak ingat kembali batasannya. Papiku pelan-pelan menggeraygi badanku diawali dari toketku. Beliau hebat kaos ketat dan bra-ku ke atas menjadi ada di atas gundukan toketku yang mengakibatkan toketku lepas dan tanpa pelindungan. Jarinya mulai meremas-remas toketku dan memilin-milin putingnya.

Waktu itu setengah badanku masih tetap belum keseluruhan terbawa tetapi kenyataannya Papiku jawara dan mungkin karena argument ini ibuku menyayginya. Dalam kurun waktu mungkin tidak lebih dari 10 menit aq mulai keluarkan suara mendesis yang tidak dapat kutahan. Kusaksikan dianya tersenyum. Dan hentikan kegiatannya. Mendadak aq rasakan sabuk celanaku dibuka. Belumlah usai berpikiran aq rasakan udara dingin AC pada kulit pahaku yang maknanya celanaku sudah lepas. Beragam saat selanjutnya aq rasakan tarikan halus di pahaku yang bermakna CDku juga sudah dilepaskan. Aq masih tetap terbawa oleh rasa nikmat dari Papiku di toketku barusan dan tidak paham wajib bagaimana.

Mendadak aq rasakan sepasang jari menjembeng (buka ke kiri dan ke kanan) bibir-bibir kemaluanku. Dan yang hebat kembali aq rasakan sebuah benda tumpul dari daging mendesak di tengah bentang bibir tersebut. Aq mulai sedikit cemas karena tidak menduga akan selama ini tetapi tentu saja aq tidak dapat melakukan perbuatan apapun karena aq sendiri yang memulainya barusan dan aq benar-benar kagum pada Papiku dan benar-benar menyayginya. Sementara itu penis Papi kandungku mulai mendesak masuk dengan oke. Untuk orang seusia ia, bisa . Aq mulai rasakan hati penuh di kemaluanku dan terus penuh bersamaan secara terus dalamnya tangkai itu masuk ke lubangnya. Sedikit suara lenguhan kudengarkan dari beliau saat semua tangkai itu tenggelam masuk.

Aq sendiri tidak menduga tangkai sebesar dan sepanjang barusan dapat masuk semuanya. Rasanya seperti tertahan dan untuk gerakkan kaki saja rasanya sedikit susah. Sebentar keherananku yang sama muncul saat menyaksikan film biru di mana episodenya seorang cewek ada di atas cowoknya dan dapat bergerak turun naik secara cepat. Walau sebenarnya saat semua penis itu masuk, bergerak sedikit saja berasa aneh buatku.

Beragam saat selanjutnya Papiku mulai hebat perlahan-lahan penisnya dan aq rasakan gesekan yang berasa cukup geli pada dinding celahku. Dikit demi sedikit aq mulai merasa santai. Beliau terus bergerak dan sayang belum sampai 10 pergerakan tusuk dan ambil, beliau hebat penisnya dan mengocaknya sendiri dan mengarahkannya ke meja yang tidak jauh dari tempat tidurnya. Sementara aq sendiri masih tetap pada keadaan menggantung, saat semburan-semprotan garang itu terlempar seperti semburan pemadam kebakaran.

Papiku terlihat melenguh-lenguh ketahan saat dari ujung kemaluannya menyemprotkan-nyemprotkan tidak tidak lebih dari 8 kali semburan cairan putih kental, walau sebenarnya tangannya cuma bergerak mengocak sekali untuk 2x semburan. Terlihat hebat sekali yang dirasakan Papiku. Sementara aq sendiri benar-benar masih tetap menggantung, posisiku bahkan juga belum berbeda, mengangkang di tempat tidur, menjadi dari samping meja kerja Papiku tentulah selangkanganku terlihat berkesan terang.

Papiku duduk di tempat tidur di depanku sekalian memegang kepala kemaluannya yang terlihat memeras. Dilihatnya selangkanganku lanjut di rebahkannya dianya di situ. Beragam waktu berakhir. Mendadak di tengah-tengah kegamanganku, kesadaran moralku ada. Aq bangun dan ambil bajuku, memakainya segera, membereskan rambut, terus duduk merunduk. Dan berkata,
“Aq meminta maaf Pa, aq tidak menyengaja!” Papiku cuma tersenyum kepadaku dan langsung menjawab ucapanku barusan,
“Bantuin aq bersihkan ini, ya!” dianya ambil kain dan tissue dan mulai bersihkan beberapa sisa di meja dan sofa barusan.

Aq ambil tissue dan mulai turut bersihkan, sekali aq melihatinya dan tanpa sadar beliau melihat kembali dan kami sama-sama berpandangan beragam lama.
Sehabis bersih aq punya niat keluar kamarnya untuk mandi. Entahlah mengapa, dianya membuka pintu, dan awalnya dianya membisikkan kata-kata ini.
“Terima kasih anakku sayang, maaf Papi terlampau cepat, mungkin habis kalian mandi aq dapat melakukan perbaikan, kalian mandi dahulu gih dan Papi ingin mandi nih.
” Hahh.. habis mandi? Ya.. ampun..! Masih tetap dengan hati menggantung, aq jalan telusuri ruangan tengah itu dan menuruni tangga untuk ke arah kamar mandi untuk mandi.

Tiap gerak cara kakiku menggesekkan hati geli dan entahlah apa yang membuatku terkadang menggeliat sendiri. Mungkin karena sebenarnya aq juga simpan kemauan itu di bawah sadar menjadi -sama seperti Papiku- saat ada pendistribusian yang diperlukan adalah pendistribusian keseluruhan.

Saat aq mandi, terlewatkan sudah hati menggantung barusan, walaupun terkadang jika dengan tidak menyengaja saat mandi, menyabuni selangkanganku berasa demikian santai. Mendadak saja rasa khawatir muncul di hatiku, jangan-jangan aq menderita abnormalitas (tujuanku Papiku kan nyaris 20 tahun lebih tua dariku, dan aq bergairah kepadanya!).

Atau kemungkinan cuma karena ‘itunya’ Papiku yang terlihat memesona apalagi aq baru pertama kalinya rasakan kemaluan lelaki (aq kehilangan perawan saat waktu aq masih tetap kecil karena aq sukai sekali bersepeda dan aq sebelumnya sempat jatuh dari sepeda menjadi faktor ini menghancurkan perawanku dan itu mungkin mengapa aq tidak keluarkan darah perawan saat terkait dengan Papiku). Sampai sebuah saat aq rasakan beragam jari meraba-raba toket dan paha sisi dalamku. Aq selekasnya terjaga tetapi Papiku sudah merengkuh anak kandungnya dengan kuat dari belakang. Entahlah bagaimana aq sudah ada di pangkuannya di atas toilet bowl. Bokongku berasa sedang menempati suatu hal yang keras.
Sementara tangan satunya sedang mengelus sisi paha dalamku cuma demikian cm. dari tempat kemaluanku.

“Pa.. jangan.. Tolong.. Pa!” Entahlah bagaimana terdengarannya kalimatku barusan, bersuara menampik alias justru terbawa. Yang tentu sentuhan di ke-2 titik tererotis dari badanku itu, seperti menyalurkan daya penghanyut yang hebat . Maka sementara beberapa akalku menampik kerjakanan papiku itu, semua badanku yang lain mulai terbawa keseluruhan. Saat dari bibirku keluar beberapa kalimat penampikan dan tanganku mulai bergerak melawan, semua sisi yang badan yang lain justru pasrah dan terutama pahaku yang mulai berasa kesemutan menemani rasa seperti ingin kencing dari selangkanganku setiap jari papiku sapu semua permukaan kemaluanku yang tertutup oleh bulu-bulu pubic-ku yang cukup banyak dan lembut.

Pada akhirnya kurang lebih seperempat jam selanjutnya semua badanku tenggelam luruh, bahkan juga dari bibirku keluar suara mendesis dan rengekan manja setiap Papiku melakukan perbuatan suatu hal pada bagian badanku barusan. Mungkin keunggulan pada mereka yang sudah berusia seperti Papiku salah satunya adalah kesabarannya saat lakukan semua proses jalinan intim, tidak asal ingin selekasnya menyisipkan itunya saja seperti cukup banyak beberapa anak muda dan faktor ini yang pada akhirnya membuat saya jadi terpikat bersenggama sama orang yang berusia seperti Papiku. Aq menyandar punggungku di atas dadanya. Sementara itu berasa buatku sebuah silinder panjang, keras dan hangat, berdenyut antara ke-2 bongkahan bokongku.

Papiku hentikan kegiatannya dan berbisik kembali,
“Kita ke kamar saja ya!” Beliau mendorongku berdiri dan merengkuhku, terus membimbingku masuk ke kamarku yang tempatnya berdekatan kamar mandi tersebut.

Aq seperti tidak memiliki daya meng ikuti apa yang dilakukan. Ada dorongan yang benar-benar kuat menaklukkan semua energi penolakanku. Dibaringkannya aq di pinggir tempat tidur, setengah paha dan kakiku masih tetap terjuntai di lantai menjadi cuma punggung sampai bokong saja yang tiduran di tempat tidur. Entahlah bagaimana rasanya lelaki menyaksikan seorang wanita telanjang bundar pada keadaan pasrah (siap disenggamai) tiduran dalam posisi seperti posisiku waktu itu? Yang tentu aq menyaksikan Papiku seperti terheran beragam waktu melihatiku.

“Kamu bisa dibuktikan prima anakku sayang.” Aq menyaksikan beliau melepaskan kaos oblongnya menjadi dapat kusaksikan badan ceking putih tersebut.
Pada keadaan seperti itu kusaksikan jika dari kembali celana pendeknya terlihat kemaluannya sudah menegang berkesan dari munculnya batangnya itu menjadi berkesan mencolok. Selanjutnya dibukanya celana pendeknya itu menjadi berkesan bandul tangkai panjang dan besar itu terlihat memeras kepalanya tegak mengacungkan di depan antara ke-2 pahanya yang ceking.
“Paaa..” aq bahkan juga tidak tahu terbuktigilnya buat apa.
Sekalian berlutut dekatkan badannya antara pahaku, Papiku berbisik,

“Sstt.. kalian diam saja, cicipi saja!” ucapnya sekalian dengan ke-2 tangannya buka pahaku menjadi selangkanganku tersingkap pas menghadap pinggulnya karena tempat tidurnya itu tidak terlampau tinggi. Itu bermakna jika sekian waktu kembali akan ada suatu hal yang akan melekat di atas kemaluanku.

Betul saja, aq rasakan sebuah benda tumpul melekat pas di atas kemaluanku. Tidak langsung disembunyikan di ujung celahnya, tetapi cuma digesek-gesekkan di semua permukaan bibirnya, membuat bibir-bibir kemaluanku berasa monyong-monyong ke sana kesini meng ikuti arah pergerakan kepala kemaluannya. Tetapi dampak yang semakin lebih besar adalah aq rasakan rasa nikmat yang sangat bergerak cepat di sekujur badanku diawali dari titik gesekan tersebut. Beragam saat Papiku lakukan itu, cukup untuk membuat tanganku raih tangannya dan pahaku terangkut menjepit pinggulnya. Aq sangat menunggu pucuk bermainnya.

Papiku hentikan kegiatannya itu dan tempelkan kepala kemaluannya pas antara bibir labia mayora-ku dan berasa buatku pas di tingkat memekku. Aq sangat menunggu tusukannya. Oh.. God.. please! Tidak ada siksaan yang lebih membuat wanita menanggung derita bukan hanya dalam kondisiku tersebut. Yang wanita dan yang sudah sebelumnya sempat lakukan senggama dan menikmatinya, tentu sepakat, ya tidak! Pada akhirnya Papiku sangat mendorongkan pinggulnya menggerakkan tersingkapnya memekku oleh penisnya. Dikit demi sedikit aq rasakan berisinya ruang dalam lubang kemaluanku. Aq sangat tergial saat rasakan kepala kemaluannya mulai melalui tempat G-spot-ku, di ikuti oleh gesekan dari urat-urat batangnya sehabisnya. Aq cuma mengangkang rasakan tekanan pinggul Papiku buka pahaku lebih lebar .
“Papi..!” kembali lagi cuma kata itu yang terkata dari bibirku.

Sedikit tergetar aq saat mengatakannya. Waktu itu semua penis Papiku sudah tenggelam masuk semuanya dalam lubang kemaluanku. Tanpa menyengaja aq terkejang seperti meredam kencing menjadi efeknya seperti meremas penis Papiku.
Beliau bahkan juga belum juga bergerak.
“Aduhh.. Clarisa sayang.. kamu.. hebat sekali!” Papiku ikut-ikutan menegang, mungkin imbas kejangan barusan.

Beliau mencekramkan ke-2 tangannya di pinggulku, berasa sedikit kukunya di ujung kulitku. Tetapi itu cuma rasa yang kecil saja dibanding apa yang terjadi pas di tengah badanku waktu itu. Kakiku masih tetap menjuntai di lantai karpet kamarnya tersebut. Tanganku memegang lengannya yang mencekram pinggulku. Aq mencakarnya saat beliau hebat kemaluannya dan belum sampai tiga perempat panjangnya selanjutnya menusukkannya kembali dengan kuat. Aq hampir menjerit meredam kenaikan rasa nikmat yang disiramkannya langkah mendadak tersebut.

Demikianlah beragam kali Papiku lakukan hujaman-hujaman ke lubang paling dalamku itu. Setiap hujaman seperti menyiraminya rasa nikmat yang sangat cukup banyak ke badanku. Aq demikian terangsang dan terus terangsang bersamaan secara terus tidak jarangnya dinding permukaan memekku terima gesekan-gesekan dari urat-urat penis Papiku yang seperti akar-akar beringin yang menjalar-jalar tersebut.

Mungkin karena tenaganya yang mungkin sudah tidak sekeras saat mudanya. Umumnya jika orang bersenggama itu terus lama terus cepat pergerakannya, Papiku justru terus melamban sampai pada suatu irama pergerakan yang stabil tidak cepat dan tidak lamban. Tetapi anehnya malah buatku aq terus dapat rasakan tiap milimeter permukaan kulit kemaluannya. Di bagian ini, seperti sebuah sisi ancang-ancang ke arah sebuah ledakan yang luar biasa, aq rasakan pahaku mulai seperti mati rasa bersamaan secara terus membesarnya rasa nikmat di tempat selangkanganku.

Aq mulai melafalkanng, ke-2 tanganku meremas-remas lengannya kadang-kadang mencakarnya, dibarengi jatuhnya tetes keringat di dada dan perutku. Aq mulai tidak termonitor kembali, suaraku kedengar keras sekali. Aq tidak peduli kembali. Aq mulai dengan tidak sadar seperti memerintah Papiku.

“Segeralah.. hh.. Papi.. Clarisa sayang sama Papii!” sekalian menjelaskan begitu aq bangun dari berbaringku dan menjepit pinggul Papiku dengan ke-2 pahaku sementara betisku kuangkat.
Aq raih pinggul Papiku dan menggerakkannya dengan kasar. Papiku seperti kedodoran tanganiku waktu itu, beliau tersengal-sengal meng ikuti pergerakan tanganku di pinggulnya. Tetapi seperti kuceritakan di atas, beliau hebat sekali waktu itu. Pikirkan ini hampir 20 menit, beliau terus bergerak bertahap sampai pada suatu titik,

“Ahh.. Paaa.. hh..” (aq tidak dapat menceritakan kembali di bagian ini, kakiku melafalkanng, pinggulku berasa kesemutan rasa nikmat, napasku mengincar cepat, detak jantungku berasa cepat sekali, sedangkan di bawah sana aq terus rasakan gesekan-gesekan kuat dan oke dari Papiku).

Saat selesai, aq masih tetap tiduran di tempat tidur masih tetap dengan posisi seperti barusan, tetapi ini hari lemas sekali. Lemas yang benar-benar melegakan badanku, seperti setengah badanku sudah menguap. Aq melihati langit-langit dan masih tetap tetap tidak dapat berpikir tenang. Mendadak aq dengar bisikan-bisikan dan sentuhan kulit basah di sampingku.

“Clarisa anakku, bantuin Papi ya.. menuntaskan ini!” Aq melihat ke samping dan yang pertama kusaksikan sebuah tangkai mengkilap yang tegak mengacungkan ke atas, setengah pangkalnya terpegang oleh tangan kerutan Papiku. Simak juga: Bacaan Seks Ngentot 2022 Dipaksakan Tetapi Menikmatinya

Beliau tiduran pas di sampingku dan keliatannya masih tetap belum ejakulasi. Edan apa ini? Papiku hebat tangan kiriku dan menggenggamkannya di penisnya itu dan mengarahkannya untuk menggerakkan kocokan. Aq meng ikuti saja, badanku masih tetap lemas sekali termasuk ke-2 tanganku . Maka kugerakkan saja semaksimal mungkin tangan kiriku menggerakkan kocokan dengan tangan kiri, pandanganku masih tetap ke atas langit-langit. Aq tidak peduli, dasarnya aq seperti menggerakkan secara cepat, sampai sesaat kemudian, aq rasakan perolehan tangan di dadaku, dan beragam saat selanjutnya suara erangan dibarengi tetes cairan hangat dan lekat di perut dan semua dadaku.

Sementara itu di telapak tangan kiriku aq rasakan seperti pompaan-pompaan cepat dan kuat yang mengucur secara cepat dari pada tubuh Papiku keluar dengan kuat dari ujung sela penisnya yang karena pergerakanku mengocak, arahkan semburan ke atas dan jatuh di atas badanku. Kesan dari rasa hangatnya aq merasai di semua kulit badanku, diperkokoh suara erangan tua dari mulutnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *